Yang menulis buku ini bukanlah seorang cerpenis dan ia tak terlalu hobi menulis, baginya menulis hanyalah kegiatan layaknya BAB. “Ia” keluar jika hanya ingin dikeluarkan. Karena layaknya BAB, delapan cerpen yang ditulis kurun waktu tiga tahun di dalam buku ini, kebanyakan ditulis dengan tidak terencana. Judul, tokoh, jalan cerita, dan ending di dalamnya bagai rasa “mules” yang secara tiba-tiba selalu muncul dan memaksa untuk segera “dikeluarkan”. Jika tidak, penulis buku ini akan kehilangan rasa nyamannya berada di kehidupan nyata karena rasa mules tersebut. Jika kemulesan itu telah dikeluarkan dan ditulis sedemikian rupa, layaknya sesudah BAB, penulis akan merasakan ketenangan dan kelegaan yang luar biasa.
Oleh karena itu, wajar jika cerita-cerita yang berada di buku ini begitu acak. Ada yang realistis, surealis, fantasi, ya macam-macam, alurnya tak bertema sebagaimana kumpulan cerpen selayaknya. Ya harap dimaklum, namanya juga hasill “BAB”. Penulis hanya mengeluarkan apa yang memang ia lihat, dengar, dan yang dirasakan olehnya.