“Aku tahu kalau sampai saat ini, posisiku masih sebagai sahabat di hatinya. Apakah akan selamanya seperti itu? Tidakkah dia sadar kalau selama ini aku sudah cukup lelah menghadapi perasaanku sendiri? Aku sudah sangat lelah untuk terus mengalah.”
—Angga
“Aku takut, bukan cinta lagi yang Kak Amar punya untuk aku, tapi hanya ambisi ingin memiliki. Aku mencintai Kak Amar, mencintai keluarga kita, mencintai diriku sendiri, dan takut kepada Allah, maka dari itu aku memilih untuk menyerah. Menyerah bukan karena kita tidak sanggup, tapi karena kita sama-sama tahu, ada sesuatu yang tidak bisa kita paksakan.”
—Yara
“Perasaanku kacau, sakit, dan sangat hancur. Dengan terpaksa dan dengan hati yang teramat berat kutitipkan Yara kepada Angga. Kusuruh dia untuk menjaga Yara dengan baik. Kusuruh dia untuk memberikan Yara kebahagiaan yang belum pernah berhasil kuberikan dengan utuh. Apa pun kata-kataku, semua berujung pada sebuah pelepasan. Melepaskannya kepada seseorang yang kurasa tepat. Meskipun tidak rela, tetapi harus kulakukan.”
—Amar