Buku ini merupakan bentuk kepedulian dan kecintaan penulis akan pendidikan di Indonesia, dikembangkan dengan semangat perbaikan kualitas pendidikan. Penulis menyajikan pemikiran yang didasarkan pada integrasi pendidikan yang berlandaskan falsafah Pancasila serta keimanan. Pembaca diajak berpikir secara kritis dalam melihat kaitan pendidikan dengan keragaman budaya serta agama di Indonesia.
Pengalaman pribadi penulis sebagai pendidik memberikan warna dan otentisitas dari buku ini. Tulisan ini menyuguhkan gagasan gotong royong dalam pendidikan di Indonesia, yang menekankan pentingnya keberanian, kreativitas, dan inovasi guru dalam bergerak menggapai kemerdekaan belajar.
—Dr. Niko Sudibjo, S.Psi., M.A., Head of Study Program, Master of Education, Universitas Pelita Harapan
***
Pendidikan harus memungkinkan setiap anak berpikir dengan kritis, bertindak dengan bijaksana, menggali ilmu sedalam-dalamnya, mencari pengalaman sebanyak mungkin, mengekspresikan dirinya dengan yakin, menjadi penolong bagi yang lemah, bergandengan tangan dalam perbedaan, dan mewujudkan tindakan nyata yang terpuji di lingkungan dia tinggal. Sekolah harus menjadi wadah ditebarkannya cinta kasih, kolaborasi harus menjadi budaya yang diminati, dan bertanya harus menjadi kegemaran yang dibiasakan. Guru yang merdeka memungkinkan semua itu terjadi, maka mulailah bergerak.
***
Dedy Panggabean adalah kepala sekolah di Sekolah Lentera Harapan Medan, Sumatra Utara. Lulus S-1 pada tahun 2018 dengan gelar ganda: Sarjana Pendidikan (S.Pd.) dari Universitas Pelita Harapan (Jakarta) dan Bachelor of Education (B.Ed.) dari Corban University (Amerika Serikat). Aktif sebagai pembicara dalam beragam seminar dan telah menerbitkan buku lainnya dengan judul: Mengapa Aku Mengajar? (2019) dan Mengukir Hati Batu (2020). Kedua buku tersebut telah tersebar di hampir seluruh provinsi di Indonesia.