Menjadi seorang janda di usia muda setelah satu tahun menikah, lalu tahun berikutnya menjadi yatim piatu, membuat dunia Nala Puteri Bagaskoro seakan runtuh. Hidup sebatangkara bagaikan mimpi buruk, dia mengutuk dirinya sendiri akan kematian orang-orang terkasihnya. Wanita itu selalu merasa dihantui rasa bersalah setiap malam. Terkadang dia ingin mengakhiri hidupnya. Dia berjanji untuk tidak menyayangi siapa pun lagi di hidupnya, dia tidak ingin merasakan kehilangan untuk kesekian kalinya karena kematian. Menurutnya, kematian orang-orang terkasihnya adalah sebuah kutukan Tuhan untuknya.
Bima Aldiandra Adji. Pria tampan, idaman para kaum hawa itu, mengajak sahabatnya untuk hijrah ke Jakarta. Melihat sahabatnya sejak kecil kehilangan orang-orang tersayangnya, membuat Bima dan orang tuanya teringat kembali dengan amanat mendiang kedua orang tua Nala yang menitipkan wanita itu kepada keluarga Bima. Sejak janji itu terucap, Bima selalu memprioritaskan Nala di atas kepentingannya. Walau sesibuk atau seberat apa pun tanggung jawab Bima sebagai pemilik perusahaan, jika sudah menyangkut dengan Nala, semuanya akan tersingkirkan.
Rasa frustrasi dan trauma yang masih menghantui Nala, membuat gadis itu menemukan cara yang salah untuk melupakan rasa itu. Tanpa Bima tahu dan tak ingin terus membebani sahabatnya itu, diam-diam Nala setiap malam berkunjung ke sebuah kelab malam. Menurutnya dengan menghabiskan malam di sebuah kelab hanya untuk mabuk, mampu membuatnya melupakan mimpi buruknya itu.
Tanpa dia sadar, ada sosok pria misterius yang selama ini selalu memperhatikannya dari sudut kelab. Alvin Satya Jeff Sander, pria misterius yang ternyata mampu membuat Nala melawan rasa traumanya. Keberadaan Alvin perlahan membuat hubungan persahabatan Nala dan Bima mulai berjarak, bahkan menghilang tanpa jejak.
Sampai akhirnya sebuah rahasia besar tentang Alvin terungkap, membuat Nala sangat marah dan kecewa. Belum sembuh luka, kabar buruk lain datang untuknya. Bima yang menghilang tiba-tiba dari hidupnya, membuat Nala kembali terpuruk lebih dalam. Bagaikan jatuh ke lubang yang sama, tetapi lubang kali ini lebih dalam. Alvin dan Bima sama-sama sedang berjuang, menyelamatkan Nala dari lubang kesedihan.
Akankah Nala menemukan kebahagiaannya kembali? Akankah kekuatan cinta bisa memberikan keajaiban untuk Nala, Bima, dan Alvin walaupun harus banyak yang dikorbankan?