Bagaimana jika semua hal yang kau yakini benar, ternyata hanya tipuan otakmu yang ingin kau tetap bertahan hidup? Perlahan semua impian masa kecilmu bangkit menjadi momok yang menyiksa setiap malamnya untuk membawamu ke kepahitan lain ketika tidak semua pertanyaan akan mendapat jawaban yang setimpal, dan semua penantian yang kau jalani selama ini hanya sebuah kesia-sian belaka. Lalu kau sadari bahwa orang yang pernah kau cintai justru berpotensi akan menghancurkanmu di titik balik kehidupanmu yang hampir sempurna. Hal yang paling diharapkan keluargamu darimu justru akan mendatangkan kemalangan pada impian-impian mereka. Lalu, hanya pelarian yang dapat kau jalani. Hingga kotamu tumbuh semakin bersengkarut yang membuatmu tak mengenalinya lagi, mayat-mayat, kupu-kupu, ikan paus, serta kumpulan laron mewarnainya dengan kesuraman serta keabsurdan hidup yang tumpang-tindih saling melengkapi.