Panti Djomblo adalah biro jodoh amatir yang didirikan oleh empat kawan satu kontrakan. Inisiatif mendirikan Panti Djomblo muncul saat mereka masih semester tiga, berawal dari keprihatinan mereka atas data statistik yang menunjukkan bahwa begitu banyak perawan dan perjaka yang belum menikah, padahal usianya sudah terlampau jauh untuk mengawali sebuah pernikahan. Selidik punya selidik ternyata etiologi utamanya adalah keengganan mereka untuk mencari jodoh dan waktu mereka yang semakin sempit untuk pencarian itu.
—“Panti Djomblo”
Pijar, gadis manis dengan lesung di pipi kiri itu terus berjalan menyusuri koridor rumah sakit sambil tersenyum getir mengingat rindu yang membabi buta pada keluarganya, tetapi tak pernah pertemuan itu terjamah oleh takdir. Pijar pergi bukan untuk menjadi seorang tenaga kerja wanita seperti teman-teman sebayanya di kampung. Ia pergi untuk merajut mimpinya menjadi seorang dokter.
—“Pijar Semangat dalam Sepotong Kebab”
“Gisa ... Gisa .... Biasanya gadis-gadis yang saya tanya tentang alasan mereka berjilbab, rata-rata jawabannya karena perintah Allah di Surah Al Ahzab ayat 59 dan An Nur ayat 31. Ada juga yang bilang sebagai simbol identitas muslimat. Tapi kamu? Kenapa jawabanmu seperti itu?”
—“Ketika Bahasa Menyatukan Rasa”