Untuk kamu,
Apa kabar perasaanmu yang kutinggal? Kabarku adalah hilang.
Masihkah kaujaga hatiku yang tertinggal di sana? Masihkah kaurawat patahan yang sengaja kutelantarkan di sana? Atau, kau telah menyuruhnya pulang dan membiarkannya terhempas bersama debu-debu rindu yang usang? Kurasa, itu adalah sebuah risiko. Jika memang kau memalingkan mukamu, menghapus namaku, bahkan menggantinya dengan hal baru, tak apa, meskipun ini adalah praduga yang menyakitkan.
Langkah mundurku adalah bias. Aku tak mampu mengungkapkan ini di kalimat terakhirku saat itu. Biarlah angin yang membawa angan ini bergerak; entah ke mana ....
Malam-malam kini terasa begitu pekat, menghantam kelopak mataku agar lekas tertidur. Sepertinya ia telah bekerja sama dengan pikiranku yang dihantui kenang. Bagaimana tidak, setiap ruang gerakku adalah gerikmu.
Biarlah aku diskusikan kehilangan ini dengan diam, dengan Tuhan. Ini bukan sebuah pengkhianatan tertulis, hanyalah proses bagaimana aku mengatur sebuah rasa berlebih kepadamu.
Kini, di tempat yang sama, kuarsip segala rasa dan doa. Biarkan aku tertidur pulas sebagai pelarian paling indah dari mimpi-mimpi kita yang sengaja kuhentikan paksa.
Penulis
Tria Nur Awalia
Penyunting
Dian Ayu Aristina
Penata Letak
Niken Hapsari Cahyarini
Penata Sampul
Hanung Norenza Putra
Bandung; Ellunar, 2019
vii+124hlm., 14,8 x 21 cm
ISBN: 978-623-204-279-7
Cetakan pertama, November 2019
Harga
Rp43.000 (termasuk bookmark)