Ellunar Publisher

Penerbit dan percetakan indie di Bandung. Berdiri pada 15 Oktober 2014. Telah menerbitkan ratusan judul buku dari ribuan penulis Indonesia. Menerima naskah novel, kumpulan cerpen, kumpulan puisi, dan lain-lain tanpa seleksi, pasti diterbitkan setelah diproses oleh tim. Dengan sistem print on demand tanpa minimal cetak dan penjualan praktis secara online, kami membantu mempublikasikan karyamu. Segera terbitkan naskahmu sekarang!

Menu
  • Home
  • Buku
  • Lomba
  • Artikel
  • Kirim Naskah
  • Tentang Kami
  • Kontak
featured Lomba LOMBA MENULIS CERITA MINI ELLUNAR X PUSPUS BERTEMA: BEBAS

LOMBA MENULIS CERITA MINI ELLUNAR X PUSPUS BERTEMA: BEBAS




ELLUNAR bersama PUSPAMALA PUSTAKA
mempersembahkan
LOMBA MENULIS CERITA MINI
TEMA: BEBAS

Deadline: 17 September 2018 (pukul 23.59 WIB)
Pengumuman: 15 Oktober 2018 di website Ellunar

LOMBA INI GRATIS DAN DAPAT DIIKUTI SEMUA UMUR
Semua follower akun media sosial Ellunar dan Puspus boleh ikutan!


Bismillahirrahmanirrahim.

Hello, fellow authors!

Writers don't retire. Writers never stop writing! Di hari peringatan kemerdekaan Indonesia yang ke-73 ini, Puspus kembali mengajak Ellunar membawakan lomba menulis keduanya untukmu—yang menjadikan kegiatan menulis sebagai kebutuhan yang tidak bisa ditinggalkan. Tema dan genre lomba kali ini bebas. Apa pun yang ingin kalian pikirkan saat ini boleh dituliskan. Syaratnya, naskah tidak lebih dari 700 kata/5000 huruf dan konten harus dapat dibaca oleh semua umur ya! Mengingat buku hasil lomba ini juga akan turut didonasikan ke berbagai perpustakaan di Indonesia. :)

Jenis lomba kali ini adalah cerita mini atau cerita sekilas: cerita yang lebih ringkas dari cerpen. Beberapa kali Ellunar mengadakan lomba cerita mini, masih banyak yang mengabaikan atau mungkin kurang paham aturan mainnya. Yang perlu kamu ingat, cerita mini tidak harus punya plot yang kompleks, tidak harus punya perkenalan-konflik-klimaks-antiklimaks-penyelesaian, serta tidak perlu banyak tokoh. Cerita mini hanya sebuah cuplikan, yang tetap membawa nilai untuk pembaca. Terlihat sederhana, tapi perlu pemikiran yang bijak dari penulisnya. Gunakan lomba ini sebagai kesempatan untuk mencoba atau mengasah kemampuan menulis cerita mini versi kamu! Kalau kamu masih bingung seperti apa cerita mini yang kami maksud, atau mau cari inspirasi tambahan, atau sekadar iseng cari bacaan, kamu bisa baca beberapa contoh cerita mini di bawah ini:


Bulan Bisa Apa oleh Ligeia Hardy
Pemenang Juara 1 Lomba Menulis Ellunar Tema Bulan
Buku: Beneath the Same Moon (2014)
Total: 602 kata


Kali ini aku tidak boleh menggagalkannya. Untuk pertama kalinya, aku berani mengajaknya keluar makan malam denganku. Berdua saja.

Aku tak begitu yakin dengan apa yang kulakukan minggu lalu ketika aku tiba-tiba memutus pembicaraan kami. “Kau sibuk minggu depan? Ada waktu untuk makan malam denganku di restoran yang baru buka di dekat sini?”

Ia tiba-tiba diam dan menatapku dengan matanya yang besar dan cerah. Tangannya menutup mulutnya, seperti tidak percaya. Aku bisa melihat pipinya terangkat, membentuk senyuman yang ia sembunyikan. Ia sedikit tertawa, sambil kepalanya menggeleng, kemudian berubah menjadi anggukan ringan. Ia berkata, “Ya, ya tentu saja.”

Baik, jadi dia kini di depanku. Bajunya berwarna biru tua dan rambutnya tetap hitam mengilap seperti biasanya. Ia memakai riasan wajah yang agak sedikit lebih tebal dari biasanya. Kami baru saja memesan makan malam. Kini aku tak tahu harus berbuat apa.

Ia tersenyum melihatku kemudian menunduk setelah beberapa saat. Ia melirik ke arah bangku orang lain, maksudku, pasangan lain. Ruangan ini dipenuhi laki-laki tukang gombal dan ia ingin aku menjadi salah satu dari mereka. Itu terlihat jelas dari matanya yang berbinar ketika menatap pasangan pria memuji-muji gadis mereka.

Aku jelas tidak memulai ini semua dengan baik. Aku tidak menjemputnya: buruk. Aku tidak memuji penampilannya: sangat buruk. Aku tidak menarik kursinya ketika ia ingin duduk: hancur. Aku tak mengerti kenapa ia masih di sini denganku dan wajahnya tidak berubah menjadi masam. Aku membosankan dan parahnya aku sangat gugup. Baiklah. Pikirkan sesuatu. Aku bisa memujinya. Sederhana saja.

“Kau seperti bumiku.”

Ia segera menoleh padaku dan tersenyum. Namun, senyumannya seperti ingin menahan tawa. “Hah, apa? Bumi? Kenapa?”

“Karena ... yah ... kau tahu ...” Sial. Aku mengacaukannya lagi.

“Tidak apa-apa. Aku mau dengar,” katanya dengan suportif. Senyumnya merekah kembali.

“Bumi,” ujarku tanpa ragu, “ditarik matahari, ‘kan? Kau tahu gaya gravitasi—tentu saja kau tahu, maaf aku tak bermaksud meremehkanmu—semakin besar suatu objek dan semakin dekat objek itu, maka ia bisa menarik planet di dekatnya dan membuatnya berputar-putar di sekeliling-nya begitu saja. Bumi dekat dengan bulan. Lebih dekat dengannya dibandingkan dengan matahari. Tapi bulan lebih kecil daripada matahari, apa kendalinya lebih lemah pada bumi? Kujawab secara gravitasi, ya. Tapi tentunya kau ingat pada peristiwa pasang-surut laut di mana pada kasus itu, bulanlah yang menguasai bumi, lebih kuat daripada matahari. Matahari memang sangat kuat hingga bisa menguasai bumi. Namun, bumi juga lebih kuat karena tidak ada objeknya yang terbang ke arah matahari, karena bumi lebih kuat pengaruhnya pada dirinya sendiri.”

Yang kurasakan kini adalah rasa canggung yang berlebih. Aku harap ia paham, tapi yang ia lakukan hanya tersenyum kecil, seperti senyuman formalitas dan mulai menarik napas kemudian menegakkan posisi duduknya.

“Lihat, aku mengacau lagi,” ujarku, “aku selalu gagal dalam hal seperti ini. Maaf.”

“Tidak, tidak. Aku paham dengan apa yang kau katakan.” Ia tersenyum lagi, selebar biasanya. “Maksudmu adalah, aku seperti bumi karena aku mampu menarik bulan—yaitu kau, dan membuatnya berputar-putar di sekelilingku. Aku juga ditarik oleh matahari yang lebih superior dari bulan. Tapi, aku masih memiliki pendirian dan keputusan. Sama seperti gaya gravitasi yang kumiliki terhadap objek-objekku di permukaan bumi. Namun, kenapa aku bisa mengalami pasang-surut yang dilakukan bulan, sementara akulah yang mengatur bulan, dan ada matahari yang jauh lebih superior untuk mengatur pasang-surutnya?”

Aku agak tercengang, “Ya. Semacam itulah ... Aku memang buruk tentang masalah kencan ini. Aku tak bisa menjadi seperti laki-laki lain yang memperlakukan gadis mereka dengan lebih baik.”

Tiba-tiba tawanya terhenti, wajahnya berubah, “Tapi itu yang paling kusuka darimu. Itu pasang-surutmu. Kau begitu kaku, begitu ... entahlah, ilmiah, barangkali?”

Pada akhirnya makanannya kami bawa pulang dan kami menghabiskan sisa malam untuk menonton Wonders of the Universe. Dan, ya ... kurasa sekarang kami berkencan. Entahlah.[]


Duduk Berdua oleh Pii
Pemenang Juara Favorit Lomba Menulis Ellunar Tema Cinta Monyet
Buku: Solve Together (2015)
Total: 700 kata


Kelas yang hening mengantarkan kita pada berontaknya rasa malu. Jarak dekat yang tak pernah mempertemukan kita pada satu percakapan membuat kita terasa begitu jauh. Di kelas 5A, saat itu hanya ada aku dan kau. Sementara yang lain belum selesai berganti pakaian dari kelas olahraga kita. Lucu memang, aku tak tahu ini mulai dari mana. Mungkin kau juga begitu. Teman-teman yang sama lugunya namun sedikit jail, menyorakkan kata “ciee” saat kau meminjamkan pulpen. Kejadiannya sudah setahun lalu, saat kita baru duduk di kelas 4.

Sejak kata “ciee” itu, aku memandang wajahmu yang nanar, kurasa kau kecewa. Sikapku membuat teman kita bersorak. Kau memang pemalu. Wajah putihmu menandakan warna yang merah merona. Segera kau membalikkan badan, lalu tak berbicara lagi padaku sampai sekarang, saat kita sudah duduk di kelas 5. Yandi yang kukenal sekarang tak seperti yang dulu.

Aku sebenarnya sedih. Jauh sebelum teman-teman bersorak pada kita hanya karena meminjam pulpen, aku memang suka melihatmu. Wajahmu imut. Kebahagiaan kecilku adalah saat aku mencuri pandang, lalu mata kita saling bertatap. Kacamata yang kukenakan membuatku merasa tak pantas. Aku anak yang cupu, hitam. Kau anak yang imut, putih. Ah bagai tanah yang merindukan langit.

Kebungkaman ini mungkin salah. Seharusnya kita tetap saling bicara agar teman-teman tidak curiga. Namun aku juga tak punya nyali untuk sekadar menyebut namamu. Sudah setahun aku fokus berdiam, bersembunyi pada mata yang tak selalu berhasil mencuri pandang padamu. Meski banyak yang berbisik, aku dapat salam dari salah satu teman kita, Kamal namanya. Aku tak peduli karena itu hanya cara mereka jail, sama seperti yang dilakukan pada kita.

Di kelas yang hanya ada kita berdua, aku sekilas melihatmu sedang sibuk merapikan pakaianmu. Tempatmu yang berjarak dua bangku di belakangku membuatku sulit menoleh, aku khawatir kau melihatku. Aku hanya sekali berbalik ke arahmu, tak mau lagi.

“Cieee jadi dari tadi cuma berdua di kelas? Tapi kalian masih diem-dieman. Malu yaa?” Yesi datang menyenggolku. Ia datang bersama teman-teman yang lain. Sementara beberapa teman juga sibuk menggodamu. Mereka tahu kau tidak suka Matematika, yang kau sukai hanya bahasa Indonesia. Kau pandai dalam berpuisi dan mengarang cerita.

Pak Imam, guru matematika datang. Tapi di kelas masih kurang dua orang. Alan, teman sebangku Kamal dan Tio, teman sebangkumu. Teman-teman yang lain sedang sibuk menyelesaikan PR-nya, sebagian dari mereka menyontek pekerjaanku. Sedangkan kau tidak pernah meminta bantuanku, kau selalu minta bantuan Kamal yang juga pandai Matematika.

Semua tugas telah terkumpul di meja guru. Pak Imam mulai membahas PR-nya. Aku yang sedang serius mendengarkan penjelasan Pak Imam berbalik karena Kamal menepuk bahuku. Ia hanya memberi secarik kertas tanpa melihatku, wajahnya menunduk, alisnya mengkerut. Wajahnya begitu serius memperhatikan buku tugasnya. Tanpa berkata apa-apa, aku mengambil kertas di tagannya.

Aku butuh bantuanmu, aku bingung dengan bagian yang ini. Kamu mau nggak duduk di sampingku? Ajarin aku. Makasih kalo mau, kalo nggak juga nggak papa kok.

Aku refleks tersenyum dan tertawa kecil. Kamal ini lucu, minta diajarin Matematika aja pake nulis surat, batinku. Aku segera mengangkat buku tugasku, dan berpindah ke belakang tempat Kamal duduk. Saat aku duduk, Kamal tak berbicara sedikit pun padaku. Aku yang memancingnya,

“Bagian mana yang kamu tidak mengerti?” tanyaku polos. Dengan wajah yang heran dan malu-malu, Kamal menunjuk baris ketiga yang dituliskan Pak Imam di papan.

“Ini dapat dari mana?” Ia bertanya padaku. Teman-temanku saling berbisik, mereka bilang “cieee…” Ada juga yang bilang, “Liat tuh, Ella sama Kamal duduk berdua!” Sedangkan aku hanya sibuk membuat Kamal mengerti tentang bagian yang ia tunjuk. Setelah Kamal mengerti, aku dan dia kembali memperhatikan penjelasan Pak Imam. Aku tetap duduk berdua dengan Kamal karena kurasa ia sedang butuh bantuanku.

Saat aku sedang serius mendengarkan penjelasan Pak Imam, aku kaget karena seseorang di belakangku menepuk bahuku. Aku tak langsung berbalik karena hatiku berkata, bukannya yang duduk di belakangku itu Yandi? Kenapa dia menepuk bahuku? Tepukan pertama aku tetap pada posisiku, ia kembali menepuk bahuku. Saat aku berbalik, ternyata benar itu kau. Aku melihat dengan teduh wajahmu yang tersenyum padaku, matamu begitu manis. Kau juga memberiku secarik kertas seperti yang tadi Kamal berikan padaku. Aku mengambilnya.

Surat yang tadi kamu baca itu bukan dari Kamal, tapi dari aku. Aku cuma minta tolong Kamal buat ngasih ke kamu. Yandi.

Astaga! Aku segera meremas kertasnya. Seharusnya sekarang aku duduk berdua denganmu, Yandi. Bukan Kamal![]


Remember December oleh Rina Fatiha
Pemenang Juara 1 Lomba Menulis Desember
Buku: December Sun (2016)
Total: 691 kata


Selamat sore semuanya. Bagi yang belum mengenalku, baiklah, aku Gunvald Larsson, ayah dari pengantin perempuan yang cantik dan menawan pada sore ini, Miss Agatha “Aggie” Rydeen. Bersama istriku, Theodora, dan orang tua Mac―Ryan dan Terry―kami menyambut Anda semua yang telah bersedia meluangkan waktu untuk merayakan hari paling spesial Aggie dan Mac. Aku harap, cuaca musim panas Sydney tidak menyurutkan semangat kita untuk ikut bergembira bersama Aggie dan Mac.

Aku berterima kasih kepada kerabat jauh dari pihak Theodora yang jauh-jauh datang dari Inggris, Wales, dan Irlandia. Tidak lupa kuucapkan banyak banyak terima kasih kepada adikku Aksel―yang menyempatkan dirinya untuk menghadiri pernikahan keponakan tersayangnya. Aksel Larsson, seorang pebisnis internasional yang selalu mengaku tidak-punya-waktu itu, kini ia benar-benar datang dan duduk di pojok sana. Menyesap champagne dan bergembira bersama kita semua. Terima kasih Aksel.

Seperti pidato-pidato pernikahan pada umumnya, jelas kalian semua berharap aku membocorkan sedikit momen memalukan atau rahasia masa kecil Aggie. Tapi aku tidak mau membuang waktu selama sepuluh menit ini hanya untuk berbicara keburukan Aggie. Karena pertama, Aggie akan membenciku selamanya, dan yang kedua, butuh waktu lebih dari semalam untuk menceritakan semuanya. Aku jamin seratus persen kalian tidak mau mendengarkan aku bercerita hingga semalam suntuk.

Aggie. Harta karun berharga yang pernah aku dan Theodora miliki. Kami benar-benar bersyukur karena diberi kesempatan untuk mengasuh dan menghabiskan waktu bersamamu, Nak. Tangisan pertamamu di Ruang Bersalin Sydney Hospital pada 2 Desember 1990 pukul 09.30 pagi, semakin menghangatkan musim panas kami. Sejak kelahiranmu itu, kami percaya bahwa Desember adalah bulan terindah, penuh keberuntungan dan kebahagiaan—setidaknya hingga usiamu delapan tahun dan sesuatu yang tidak menyenangkan terjadi di penghujung tahun 1998. Ya, hiu putih memporak-porandakan liburan musim panas kami di Ballina, New South Wales. Aggie terluka parah, kehabisan banyak darah, dan lengan kanannya koyak. Dokter terpaksa mengambil jalan amputasi demi menyelamatkan nyawa Aggie. Percayalah, sangat menyiksa sekali menyaksikan putri kami terbaring lemah hanya dengan satu tangan tersisa. Sejak saat itu, Desember bukan bulan yang menyenangkan seperti dulu lagi. Tak ada lagi liburan musim panas di pantai.

Aggie—diambil dari nama panggilan kesayangan ibuku, Agnes―dengan harapan agar ia mewarisi kegigihan dan kesabaran ibuku. Dan dengan bangga, aku menyatakan bahwa kegigihan dan kesabaran hati Aggie terlihat sejak insiden mengerikan itu. Ia tetap bersemangat melanjutkan hidup dan gigih meraih impiannya sebagai dokter hewan. Asal kalian tahu, Aggie merupakan lulusan terbaik Fakultas Kedokteran Hewan Western Sydney University dan—kini—menjadi salah satu dokter hewan terbaik di kota ini. Ia sama sekali tidak gentar menghadapi orang-orang yang meledek dan merundungnya. Bahkan ia pernah berkata padaku saat usianya dua belas tahun―saat kami baru saja pulang dari kebaktian pagi―sambil tersenyum. “Tuhan Maha Pengasih, Dad. Aku bersyukur karena aku masih diberi kesempatan hidup walaupun dengan satu tangan.” Jujur saja, perkataannya pagi itu membuat kami dihantam rasa malu. Aku lantas berpikir, aneh rasanya jika kami terus berkubang dalam penderitaan dan kesedihan. Maka kami bangkit demi Aggie. Bertekad menjadi suporter setianya, yang selalu menyediakan tangan untuk menangkap kala ia limbung atau terjatuh. Desember akhirnya kembali menjadi bulan yang menakjubkan seperti dulu lagi.

Oh, Aggie saat aku mengantarmu ke altar tadi pagi, aku teringat sesuatu. Sesuatu yang aku harap akan kau ingat selalu. Ya, Remember December—Ingatlah Desember. Ingatlah bahwa banyak momen menakjubkan yang terjadi di bulan Desember. Kelahiranmu, insiden hiu putih, kelulusan, bahkan pernikahanmu. Memang diantaranya ada momen pahit Desember yang tak layak disebut “menakjubkan”. Tapi entah itu buruk atau baik, aku berharap semua momen di bulan Desember selalu menakjubkan dan berarti bagimu, Aggie.

Well, selanjutnya aku tidak akan bercerita panjang lebar mengenai Mac. Ia sahabat masa kecil Aggie dan aku tahu Mac adalah pria yang baik dan penuh kasih. Mulanya aku tidak percaya ketika Aggie memberitahuku ia berkencan dengan Mac. Karena Aggie, kurasa kau pernah mengatakan bahwa Mac bukan tipemu. Hahaha. Aku ingatkan sekali lagi, Mac. Walaupun Aggie hanya punya satu tangan, dia adalah wanita yang cukup aktif. Aku tidak akan heran jika ia selalu membujukmu lari pagi bersama atau pergi berkemah di Trial Bay Gaol pada akhir pekan minggu pertama musim semi alih-alih bermalas-malasan di rumah.

Untuk pertama kalinya, aku mengajak kalian semua untuk berdiri, mengangkat gelas tinggi-tinggi, dan bersulang untuk pasangan yang berbahagia di bulan Desember ini.

Remember December. Aggie dan Mac Rydeen.[]


Kalau sudah punya gambaran lebih jelas, yuk langsung simak ketentuan lomba di bawah ini!



KETENTUAN LOMBA


  1. Supaya mudah mengakses informasi tentang lomba ini, kamu bisa pilih salah satu untuk Like Fanpage: Penerbit Ellunar Official|| Follow Facebook: Penerbit Ellunar || Follow Twitter: @EllunarPublish_|| Follow Instagram: @EllunarPublish_|| Add LINE: @ellunar (pakai @)
  2. Follow Instagram @PuspamalaPustaka atau Like Fanpage: Puspamala Pustaka
  3. Share poster atau info lomba ini di media sosial lalu tag temanmu sebanyak-banyaknya termasuk akun Ellunar dan Puspus.
  4. Kamu hanya boleh mengirimkan 1 naskah terbaik.
  5. Tema dan genre bebas, tidak lebih dari 700 kata/5000 huruf, tapi konten harus dapat dibaca oleh semua umur.
  6. Naskah ditulis dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam narasi (boleh menggunakan bahasa sehari-hari dalam dialog).
  7. Peserta yang sudah mengirimkan naskahnya akan didata setiap minggu di link berikut ini: Data Peserta Lomba Puisi Perempuan.
  8. Ketik dan submit naskahmu di sini.

  9. Naskah yang sudah masuk tidak dapat direvisi. Pastikan file yang dikirim sudah benar ya! Jika kamu mengirim lebih dari sekali, naskah berikutnya otomatis terdiskualifikasi saat penjurian.



HADIAH JUARA UTAMA


Juara 1: SMARTWATCH XIAOMI MI BAND 3 + piagam + voucher penerbitan senilai Rp150.000 + souvenir Ellunar/Puspus

Juara 2: Paket buku Ellunar senilai Rp200.000 + piagam + voucher penerbitan senilai Rp100.000 + souvenir Ellunar/Puspus

Juara 3: Paket buku Ellunar senilai Rp100.000 + piagam + voucher penerbitan senilai Rp75.000 + souvenir Ellunar/Puspus

Juara Favorit: Piagam + voucher penerbitan senilai Rp75.000


HADIAH PENULIS TERPILIH (PENGISI BUKU):


  • Naskah para penulis terpilih dan para juara utama akan diterbitkan dalam bentuk buku kumpulan cerita mini yang dijual secara online di website dan semua media sosial Ellunar.
  • Voucher penerbitan senilai Rp50.000 untuk menerbitkan satu judul buku. Voucher berlaku sampai 3 bulan setelah pengumuman. Voucher tidak bisa diuangkan, diakumulasikan, dipindahtangankan, atau ditukar dengan barang apa pun. Penggunaan voucher bisa dicek di sini.
  • E-sertifikat yang akan dikirim ke email masing-masing penulis terpilih dan sertifikat cetak bagi penulis yang membeli buku.
  • Piagam donatur bagi setiap penulis yang membeli buku karena royalti dari setiap pembelian buku akan didonasikan dalam bentuk buku ke minimal tiga perpustakaan di Indonesia.

CATATAN

  • Paket buku untuk juara utama tidak termasuk buku hasil lomba.
  • Perserta menjamin bahwa naskah yang dikirimkan adalah karya asli miliknya yang lahir dari buah pikirnya dan sepenuhnya menjadi tanggung jawab peserta. Naskah tidak melanggar UU hak cipta, tidak berunsur SARA, dan/atau pornografi. Naskah tidak terikat kontrak dengan siapa pun.
  • Naskah yang lolos seleksi akan menjadi milik Ellunar untuk hak penerbitan (hak cipta tetap pada penulisnya). Naskah yang tidak lolos otomatis dikembalikan kepada penulisnya.
  • Peserta yang mengikuti lomba ini dianggap sudah membaca, memahami, dan melakukan seluruh ketentuan di atas.
  • Keputusan Tim Ellunar Publisher dan Tim Puspamala Pustaka tidak dapat diganggu-gugat.

Terakhir, budayakanlah penulis cergas pasti pembaca cerdas! Baca baik-baik dan menyeluruh informasi di atas sebelum bertanya ya, Ellunarians. Kami tunggu karya terbaikmu! Selamat berkaryaaa!


Instagram: @PuspamalaPustaka || Fanpage: Puspamala Pustaka


www.ellunarpublisher.com || Fanpage: Penerbit Ellunar Official || Facebook: Penerbit Ellunar|| Twitter: @EllunarPublish_|| Instagram: @EllunarPublish_|| LINE: @ellunar (pakai @) || WA: 089685309651


Regards,
Ellunar x Puspus

Alhamdulillahi rabbil al amin.
14 Comments
featured, Lomba
Friday, August 17, 2018
  • Tweet
  • Share
  • Share
  • Share
  • Share

Kontak pemesanan buku:

  • WA/SMS: 0896-8530-9651
  • LINE@: @ellunar (dengan @)
  • Preorder buku-buku Ellunar Publisher dibuka sampai akhir bulan dan akan dicetak setiap awal bulan setelah konfirmasi pembayaran diterima

Artikel Terkait

  • LOMBA MENULIS CERITA MINI ELLUNAR X PUSPUS BERTEMA: BEBAS function toggleMe(a){ var e=document.getElementById(a); if(!e)return true; if(e.style.display=="no
  • Ragam Inovasi (Bunga rampai)Buku ini berisi ragam inovasi yang bisa membantu dalam menjalankan bisnis. Ketidakpastian lingkunga
  • LOMBA MENULIS NASIONAL CERPEN & PUISI BERTEMA "UNEXPECTED LOVE" Deadline: 10 Maret 2017 (pukul 23.59 WIB) Pengumuman: 24 Maret 2017 di website Ellunar Buku ha
  • LOMBA MENULIS PUISI-CERPEN TEMA SUARA & NOVEL TEMA BEBAS function toggleMe(a){ var e=document.getElementById(a); if(!e)return true; if(e.style.display=="no

14 comments

avatar
Reply
Unknown delete August 23, 2018 at 8:08 AM

saya ingin bertanya mengenai ketentuan font,spasi, margin dan lain-lain apa itu terserah atau bagaimana?

avatar
Reply
Unknown delete August 23, 2018 at 8:26 AM

saya ingin bertanya lagi, setelah saya membuka halaman submit. maksudnya tidak lebih dari 5000 karakter huruf dengan spasi itu bagaimana? spasinya dihitung juga kah? atau bergabung dengan karakter hurufnya?

avatar
Reply
Dinda Febbi Angelina delete August 25, 2018 at 11:38 AM

Kenapa kok saya gagal terus mengirim ceritanya ya.

avatar
Reply
Unknown delete September 9, 2018 at 6:38 PM

Ko gak Ada pemberitahuan daftar yang sudah mengirimkan ya???

avatar
Reply
Portofolio delete September 13, 2018 at 6:44 AM

Saya bertanya tentang ketentuan penulisan font, spasi, margin, dan lain-lain

avatar
Reply
Aqsal delete September 14, 2018 at 4:26 PM

Cara ngecek cerita mini kita sudah terkirim gimana kak admin?

avatar
Reply
Unknown delete September 16, 2018 at 10:45 AM

Cara ngesubmit kok nggak bisa ya?

avatar
Reply
Unknown delete September 16, 2018 at 10:46 AM

Cara ngesubmit kok ngga bisa ya?

avatar
Reply
Unknown delete September 16, 2018 at 3:30 PM

saya ardi, mau tanya apakah pengikut lomba kompetisi ini wajib follow semua akun sosmed Ellunar Publisher? apa boleh IG dan FB saja yang difollow? atau harus semua?

avatar
Reply
Unknown delete September 17, 2018 at 9:39 PM

Kak kok saya gk bisa di submit

avatar
Reply
Unknown delete September 17, 2018 at 9:40 PM

ditunggu jwbnnya kak

avatar
Reply
SANG PEMIKIR delete September 17, 2018 at 10:44 PM

kalo pakek word lihat klik aja bagian kanan bawah yang bertulikan kata yang kita tulis

avatar
Reply
SANG PEMIKIR delete September 17, 2018 at 10:45 PM

kayaknya gak dihitung mbak, soal nya udahj dijelaskan, kalo saat kita memberikan biodata diri itu di jelaskan mbak

avatar
Reply
Unknown delete September 30, 2018 at 8:43 PM

Tolong infomasi tentang lomba lebih menyeluruh dong ato lebih ......biar anak2 di seluruh indonesia tau,bagaimana caramya yaa.ato masukkan ke media sosial TV ato media cetak dan poster di setiap sekolah.trimakasih.mohon di pikirkan usulannya ini

:)
:(
=(
^_^
:D
=D
;)
:-bd
:p
:cool
:lv

Facebook

Temukan kami di

    FACEBOOK TWITTER INSTAGRAM LINE

Total Tayangan Laman

  • 1652

  • 1162

Post Populer

  • LOMBA MENULIS FIKSI: PUISI, CERPEN, DAN NOVEL BERTEMA BEBAS
    LOMBA MENULIS FIKSI: PUISI, CERPEN, DAN NOVEL BERTEMA BEBAS
    PUISI & CERPEN Deadline: 30 November 2017 (pukul 23.59 WIB) Pengumuman: 18 Desember 2017 di website Ellunar NOVEL Deadline: 31 J...
  • LOMBA MENULIS PUISI-CERPEN TEMA SUARA & NOVEL TEMA BEBAS
    LOMBA MENULIS PUISI-CERPEN TEMA SUARA & NOVEL TEMA BEBAS
    LOMBA MENULIS PUISI-CERPEN TEMA SUARA & NOVEL TEMA BEBAS Deadline PUISI DAN CERPEN: 15 Desember 2018 (pukul 23.59 WIB) Peng...
  • LOMBA MENULIS PUISI-CERPEN TEMA LIMA & NOVEL TEMA BEBAS
    LOMBA MENULIS PUISI-CERPEN TEMA LIMA & NOVEL TEMA BEBAS
    LOMBA MENULIS PUISI-CERPEN TEMA LIMA & NOVEL TEMA BEBAS Deadline PUISI DAN CERPEN: 20 Desember 2019 (pukul 23.59 WIB) Pengumuman...

Contact

Name

Email *

Message *

Arsip Blog

  • ►  2025 (46)
    • ►  May 2025 (8)
    • ►  April 2025 (6)
    • ►  March 2025 (10)
    • ►  February 2025 (18)
    • ►  January 2025 (4)
  • ►  2024 (48)
    • ►  December 2024 (9)
    • ►  November 2024 (5)
    • ►  October 2024 (7)
    • ►  September 2024 (2)
    • ►  August 2024 (4)
    • ►  July 2024 (5)
    • ►  June 2024 (5)
    • ►  May 2024 (3)
    • ►  April 2024 (1)
    • ►  March 2024 (1)
    • ►  February 2024 (2)
    • ►  January 2024 (4)
  • ►  2023 (90)
    • ►  December 2023 (1)
    • ►  November 2023 (2)
    • ►  October 2023 (10)
    • ►  September 2023 (1)
    • ►  August 2023 (12)
    • ►  July 2023 (7)
    • ►  June 2023 (3)
    • ►  May 2023 (6)
    • ►  April 2023 (5)
    • ►  March 2023 (12)
    • ►  February 2023 (5)
    • ►  January 2023 (26)
  • ►  2022 (124)
    • ►  December 2022 (3)
    • ►  November 2022 (2)
    • ►  October 2022 (24)
    • ►  September 2022 (3)
    • ►  August 2022 (8)
    • ►  June 2022 (14)
    • ►  May 2022 (20)
    • ►  March 2022 (26)
    • ►  February 2022 (12)
    • ►  January 2022 (12)
  • ►  2021 (194)
    • ►  December 2021 (9)
    • ►  October 2021 (35)
    • ►  September 2021 (12)
    • ►  August 2021 (48)
    • ►  July 2021 (20)
    • ►  June 2021 (10)
    • ►  March 2021 (19)
    • ►  February 2021 (17)
    • ►  January 2021 (24)
  • ►  2020 (347)
    • ►  December 2020 (26)
    • ►  November 2020 (28)
    • ►  October 2020 (26)
    • ►  September 2020 (37)
    • ►  August 2020 (62)
    • ►  June 2020 (28)
    • ►  April 2020 (41)
    • ►  March 2020 (34)
    • ►  February 2020 (42)
    • ►  January 2020 (23)
  • ►  2019 (315)
    • ►  December 2019 (31)
    • ►  November 2019 (19)
    • ►  October 2019 (35)
    • ►  September 2019 (28)
    • ►  August 2019 (30)
    • ►  July 2019 (25)
    • ►  June 2019 (24)
    • ►  May 2019 (15)
    • ►  April 2019 (25)
    • ►  March 2019 (29)
    • ►  February 2019 (18)
    • ►  January 2019 (36)
  • ▼  2018 (245)
    • ►  December 2018 (32)
    • ►  November 2018 (17)
    • ►  October 2018 (21)
    • ►  September 2018 (21)
    • ▼  August 2018 (22)
      • Ruang Waktu (kumpulan puisi, cerpen, kutipan)
      • Demote (kumpulan puisi)
      • Pusaran Konspirasi (novel)
      • Love Don`t Come Easy (novel)
      • Gadis Pujaan Senja (kumpulan puisi)
      • Bunda Launa Bercerita
      • I`m A Sinner (novel)
      • OP-VIRUS (novel)
      • Hidup Itu Cuma Mampir (kumpulan cerpen)
      • Dia yang Menjaga Hati Kita (novel)
      • Kereta dan Senja (kumpulan cerpen)
      • LOMBA MENULIS CERITA MINI ELLUNAR X PUSPUS BERTEMA...
      • Thantophobia - Love is Pure (novel)
      • ENSIKLOVEDIA - Aku Merencanakan Diriku Hilang (kum...
      • Teaching Listening to Mini Talk and Dialog (studen...
      • Menetas (kumpulan puisi)
      • Lentera Mimpi (kumpulan puisi)
      • Seratus Pekan Sebelum Ledakan (kumpulan prosa)
      • Dari Hati yang Bercahaya (kumpulan kata mutiara)
      • Cinta Tak Pernah Salah (kumcer)
      • Teaching Listening to Authentic Materials (student...
      • Dan Kusebut ini Cinta (novel)
    • ►  July 2018 (27)
    • ►  May 2018 (35)
    • ►  April 2018 (22)
    • ►  March 2018 (21)
    • ►  February 2018 (17)
    • ►  January 2018 (10)
  • ►  2017 (128)
    • ►  December 2017 (8)
    • ►  November 2017 (14)
    • ►  October 2017 (13)
    • ►  September 2017 (12)
    • ►  August 2017 (11)
    • ►  July 2017 (15)
    • ►  June 2017 (9)
    • ►  May 2017 (9)
    • ►  April 2017 (17)
    • ►  March 2017 (6)
    • ►  February 2017 (5)
    • ►  January 2017 (9)
  • ►  2016 (51)
    • ►  December 2016 (1)
    • ►  November 2016 (9)
    • ►  October 2016 (7)
    • ►  September 2016 (7)
    • ►  August 2016 (4)
    • ►  July 2016 (2)
    • ►  June 2016 (2)
    • ►  May 2016 (3)
    • ►  April 2016 (5)
    • ►  March 2016 (3)
    • ►  February 2016 (7)
    • ►  January 2016 (1)
  • ►  2015 (58)
    • ►  December 2015 (9)
    • ►  November 2015 (3)
    • ►  October 2015 (3)
    • ►  September 2015 (4)
    • ►  August 2015 (2)
    • ►  July 2015 (6)
    • ►  June 2015 (8)
    • ►  April 2015 (4)
    • ►  March 2015 (3)
    • ►  February 2015 (16)
  • ►  2014 (6)
    • ►  December 2014 (4)
    • ►  October 2014 (2)
Copyright © 2014 Ellunar Publisher All Right Reserved
Blogger Templates Created by Arlina Design
Copyright © 2014 Ellunar Publisher All Right Reserved | Created by Hexaholix23