Ketika matahari mulai tenggelam, kedua ekor lumba-lumba bersaudara masih saja bermain-main tanpa peduli dengan kedua induknya. Tiba-tiba datanglah dua kapal yang sangat besar yang sedang berlayar. Dua ekor lumba-lumba itu sangat ketakutan. Mereka meloncat dengan pesat mencari induknya. Namun saat di perjalanan ingin ke induknya, mereka terkena perangkap sang penjahat yang ada di atas kapal itu.
Tak lama kemudian mereka punya akal.
Wah, kalau gini caranya sebaiknya aku pura-pura mati saja agar si penjahat dapat melepas kembali ke dalam samudra, pikir si lumba-lumba itu.
Penjahat itu melihat ikan yang mereka tangkap mengambang tak bergerak di dalam perangkap itu.
“Ya ampun! Kok bisa mati seperti ini? Padahal aku ingin menangkap hidup-hidup agar lebih mahal dijualnya, kalau begini biar aku lepaskan sajalah, hari ini memang sial!” kata si penjahat.
Dengan perasaan kesal, si penjahat pun melepaskan perangkap itu.
[Cuplikan Lumba-Lumba yang Cerdik]
Wuzzzz … pesawat yang aku naiki sudah lepas landas. Aku mulai jeprat-jepret memotret-motret apa saja yang ada dari jendela pesawat. Dan biasanya kalau aku naik pesawat, aku minta berada di tempat duduk yang paling ujung di dekat jendela pesawat. Hihi. Soalnya bisa lihat apa yang ada di luar pesawat.
“Wah! Sudah sampai! Huhu, sampai nggak percaya ini kenyataan atau cuma mimpi!” kataku sangat-sangat semangat plus senang banget.
Lalu kami menginap di hotel yang berkonsep tradisional. Aku dan keluargaku makan malam di sana juga. Kami makan malam pakai onigiri, sushi ikan salmon, dan nori, rasanya yummy banget! I like it. Kamar kami nomor 309 di lantai empat. Sebenarnya hotel ini hanya memiliki empat lantai sih. Jadi, kami berada di kamar paling atas.
[Cuplikan Di Negeri Sakura]
Penulis
Siswa-siswi SDIT Aulady
Penyunting
Tim Ellunar Publisher
Penata Letak
Yuniar Retno Wulandari
Pendesain Sampul
Hanung Norenza Putra
Bandung; Ellunar, 2018
v+185hlm., 14.8 x 21 cm
ISBN: 978-602-5514-73-9
Cetakan pertama, Februari 2018
Harga
Rp56.000