Penyebab kematian mamanya tiga belas tahun lalu menjadikan Vena lahir menjadi gadis lain; yang pendiam, penyendiri, tidak peduli, dan mati rasa pada lawan jenisnya. Namun, kemunculan Arthur, seorang workaholic berkepribadian ketus berhasil membolak-balikkan hidupnya. Bahkan, ketika kebencian dan dendam masa lalu kembali menghimpit mereka. Sedangkan Arteri, saudara kembar Arthur, pria yang terntimidasi dari lingkungan sosialnya itu mengubah kehidupan Vena menjadi kacau.
Saat Vena harus berani memilih, ayahnya yang selalu diam selama belasan tahun tiba-tiba dapat berbicara kembali ketika bertemu dengan Arteri. Ayah dengan tegas menolak kehadiran Arteri (atau pun Arthur) bagi Vena. Kesedihan dan kebencian tiga belas tahun lalu mendadak hadir dalam kehidupan Ayah. Ada apa dengan kehadiran kedua pria ini?
Aku selalu suka suara langkah kaki Ayah setiap pagi. Coretan-coretannya di atas kertas. Senyum dan diamnya yang kucinta. Tapi lalu tiba-tiba ada kamu di sana. Kebahagiaanku jadi lengkap. Percayalah. (Lavena Valeria Christian)
Angin bertiup ke mana pun ia mau dan kau mendengar bunyinya, tetapi engkau tidak tahu dari mana engkau datang atau ke mana ia pergi. Begitu pula dengan aku. (Joseph Arteri Johanis)
Aku adalah hari yang selalu ingin kau singgahi. Mampir dan tinggallah ketika kau benar-benar ingin. (Arthur William Johanis)
Penulis
Miryam Febi Kamlasi
Penyunting
Tim Ellunar Publisher
Penata Letak
Yuniar Retno Wulandari
Pendesain Sampul
Hanung Norenza Putra
Bandung; Ellunar, 2017
vi+598hlm., 14.8 x 21 cm
ISBN: 978-602-6567-97-0
Cetakan pertama, Oktober 2017
Harga
Rp109.000