Tidak ada salahnya menjalin hubungan dengan laki-laki yang lebih muda. Anggapan itu pernah diyakini benar oleh Nadia. Ia tak mengindahkan segala nasihat yang datang dari orang-orang di sekitarnya. Namun, ada kalanya sebuah keputusan menggiring pada penyesalan.
Usia hanya sebuah angka, yang tidak bisa memastikan apa-apa. Bahkan, usia juga tidak bisa menjadi penentu datangnya jodoh seseorang, begitu ia membela diri ketika semua orang seolah menghakimi dan menyalahkan usianya yang menginjak kepala tiga. Namun lama kelamaan, ia terpengaruh juga. Melihat teman-teman sebaya yang sudah beranak dua, pernikahan adik kandung yang harus melangkahinya, kebohongan licik sahabat dekatnya, sampai undangan biru muda yang ia terima dari pacar pertamanya—yang semula ia harapkan akan menjadi jodohnya.
“Mendung bukan berarti hujan, Nak.”
Nadia tersenyum kecut mendengar kalimat yang diucapkan ibunya. Bagaimana caranya mendung akan berlalu tanpa meneteskan hujan?
“Langit memang harus menumpahkan hujan yang tertahan agar mendung menghilang. Namun percayalah, bahwa di balik tumpahnya air hujan itu, akan selalu ada pelangi yang menunggu.”
Penulis
Yoo Lee Yaa
Penyunting
Devi Anugra Pratama
Penata Letak
Yuniar Retno Wulandari
Pendesain Sampul
Hanung Norenza Putra
Bandung; Ellunar, 2017
ix+280hlm., 14.8 x 21 cm
ISBN: 978-602-6567-40-6
Cetakan pertama, Mei 2017
Harga
Rp59.000